Skip to main content

Posts

Javascript : Checkbox Toggle (Pengganti Radiobutton)

 Kebutuhannya sederhana, ada banyak checkbox, tapi hanya bisa memilih satu saja.  Misalnya kita punya tabel data, tiap baris ada checkbox, hanya saja dibatasi hanya ada satu yang bisa dicentang. Saat satu baris dicentang (checked), maka yang lain otomatis dihilangkan centangnya (unchecked). // function to uncheck other checkboxes using javascript only function uncheckOther(obj)  {   if (obj.checked) {   var inputs = document.getElementsByTagName("input");   for(var i = 0; i < inputs.length; i++) {     inputs[i].checked = false;    }     obj.checked = true;   } }    Terus di tag checkbox-nya panggil fungsi tersebut: <input type="checkbox" id='test1' value="abc" onclick="uncheckOther(this)"> Sebenarnya kalau di halaman web biasa, aku bisa mengganti checkbox dengan button atau link di tiap barisnya, langsung ada ID. Masalahnya, pas aku coba pakai ini di Visualforce page (Salesforce) aku mengalami kesulitan. Sulit untuk membuat tombo
Recent posts

Salesforce : Debug Log untuk user System Terkait Email-to-Case

Belum lama ini ada proyek cukup intensif berkaitan dengan Case Management di platform Salesforce.com. Salesforce sendiri sudah memiliki fitur ini, yang masuk dalam produk Service Cloud, dan cukup banyak fasilitas yang tersedia. Salah satunya adalah Email-to-case, yang memungkinkan kita menerima keluhan/saran melalui email, dan secara otomatis system akan membuat record di object Case (standard object). Aku membuat trigger untuk object Case, yang akan mengupdate field tertentu berdasar data yang diinput. Ternyata, trigger yang aku buat tidak berfungsi dengan baik jika record Case dibuat dari Email-to-case. Padahal kalau dibuat secara manual (data entry), atau dibuat dari fitur Web-to-case, triggernya bisa berfungsi dengan baik.  Nah, aku coba debug, gak muncul di Debug Log. Ternyata yang user yang menjalankan peran saat proses Email-to-case adalah user "System", bukan user yang aku pakai. Pantas saja debug log gak ada isinya, karena bukan userku yang melakukannya. Pengaturan t

Tidak Bisa Edit Salutation di Lightning - #SalesforceJourney

Masalahnya sepele, cuma ingin mengubah daftar Salutation yang ada di object Lead dan Contact, yang merupakan field dengan tipe picklist. Dulu caranya gampang, tinggal buka object Lead, buka daftar field, pilih Salutation. Dari situ bisa langsung oprek daftar Salutation yang ada. Bisa nambah, hapus ataupun mengubah yang sudah ada. Tapi di Lightning, ternyata fitur itu tidak tersedia. Jadi hingga saat ini, satu-satunya cara ya harus pindah dulu ke tampilan Classic, dan lakukan perubahan dari sana. Oh ya, ternyata values yang ada di Salutation di Lead, juga dipakai di Contact. Jadi mengubah daftar picklist Salutation di Lead, otomatis akan berlaku juga di Contact. Praktis.

Mengatur Password MariaDB Yang Baru Diinstal di Ubuntu

Oke, sebenarnya ini masalah sepele, tapi karena aku sering lupa, aku catat saja. Ceritanya aku baru nyoba-nyoba lagi install Linux, terpaksa pakai Ubuntu lagi karenan entah mengapa nyoba install Linux Mint gagal melulu. Selanjutnya seperti biasa, install Apache, PHP, Postgresql dan MariaDb - versi gratisan dari MySQL. Termasuk tentu saja install phpmyadmin. Catatan: yang aku install adalah versi terbaru yang tersedia di ubuntu, yaitu Ver 15.1 Distrib 10.1.44-MariaDB. Sebenarnya saat install phpmyadmin, ada permintaan untuk mengisi password. Tapi karena kurang fokus, aku lupa. Pas sekarang butuh mau pakai MariaDb, baru bingung. Aku coba jalankan perintah biasa di console: > mariadb -u root -p  Pas aku masukin password kosong, error. Pas nyobain pakai password standard yang aku pakai, gagal juga. Browsing sebentar, nemu artikel ini :  https://www.digitalocean.com/community/tutorials/how-to-reset-your-mysql-or-mariadb-root-password-on-ubuntu-18-04 Jadinya aku coba lagi di console, >

Internet of Things, Opo Kuwi?

Belakangan ini aku sering mendengar istilah Internet of Things, tapi gak gitu paham apa maksudnya. Sejauh ini sih aku cuek saja, toh belum bersinggungan dengan pekerjaan. Akhirnya pagi ini tertarik dengan satu link video yang memberi penjelasan tentang IoT ini. Intinnya adalah  benda-benda bisa berkomunikasi satu sama lain lewat internet, bahkan tanpa campur tangan manusia. Apakah ini hal baru? Tergantung definisi barunya sejak kapan, yang jelas sih kalau di film-film sudah sering kita tonton kisah-kisah fiksi tentang teknologi ini. Tapi sekitar 10 tahun lalu aku sudah sempat mendengarkan cerita dari Pak Bagus Mahawan tentang hal ini. Hanya saja waktu itu istilah IoT belum ada. Dalam sebuah perjalanan penuh macet menuju pertemuan dengan salah satu client di Jakarta, pak Iwan berkisah tentang apa yang sedang terjadi di Jepang. Terkesan bahwa saat ini mereka sedang stagnan dalam perkembangan teknologi, dan mulai kalah dengan negara lain. Makanya mereka sedang mengembangkan konse

Foto-Foto Dalam AWS Summit 2015, Singapore

Meja registrasi acara AWS Summit 2015 di Singapura masih tampak lenggang karena acara baru akan dimulai sekitar satu jam lagi. Aku datang agak awal karena janjian dengan teman, yang mengundangku ikut acara ini. Mumpung gratis katanya, siapa tahu bisa nambah ilmu dan nambah koneksi. Lagipula aku sedang tidak terlalu sibuk, jadi ya ikutan saja. Acara berlangsung seharian di Raffles City Convention Center, lantai 4. Aku bukanlah pengguna aktif AWS, karena bagiku layanan mereka terlalu mahal. Tapi karena kantor dulu beberapa kali menggunakan layanan AWS, khususnya layanan EC2, ya sedikit banyak aku tahu lah. Tapi ya sebatas EC2 saja, lebih ke server hostingnya. Padahal sebenarnya layanan dari AWS itu ada lebih banyak lagi, sampai aku bingung dengan banyaknya menu yang ada. Karena merasa tidak perlu, aku malas belajar sendiri. Nah dengan adanya acara ini, setidaknya aku dapat overview  tentang produk-produk AWS itu, siapa tahu suatu saat dibutuhkan. Saat acara baru akan dimulai, r

Soal Test Class di Salesforce.com

Sumber gambar: force.com Aku adalah penganut falsafah "learning by doing", artinya lebih suka untuk praktek langsung daripada repot baca teori. Ini berlaku juga saat membeli barang baru, langsung utak-atik tanpa mau repot-repot membaca buku petunjuk penggunaan. Termasuk saat belajar pengembangan aplikasi di Salesforce.com (force.com). Seminggu pertama baca-baca dan mengikuti tutorial sangatlah membosankan, dan baru semangat ketika terjun langsung dalam proyek, dan belajar dengan mencontek hasil kerjaan orang lain. Akibatnya, tidak memiliki dasar yang mendalam. Termasuk dalam hal membuat testclass. Selama ini aku anggap testclass hanya sebagai basa-basi, formalitas agar aplikasi bisa di-deploy ke production. Soalnya system mewajibkan minimal code coverage 75%, baru bisa di-deploy. Tentu saja ini hal yang menjengkelkan dan membuat frustrasi. Hal ini diperparah dengan kebiasaanku yang tidak pernah membaca teori tentang test class ataupun cara yang benar untuk membuat test